Posted by Adhy Kelana on 21.26
Dua tahun sebelum Fauzi Bowo terpilih sebagai Gubernur DKIJakarta, beliau kedatangan tamu seorang Kyai yang berasal dari Cirebon.
Dalam pertemuan itu Sang Kyai berkata kepada Fauzi Bowo,
“Kamu mendapat amanah untuk menjaga makam Mbah Priok,” kata Sang Kyai.
“Saya ini kan cuma orang nomor dua. Mestinya tugas itu untuk orang nomor satu,”jawab Fauzi Bowo ketika itu.
Maksud jawaban Fauzi Bowo adalah bahwa saat itu beliau menjadiWakil Gubernur atau orang nomor dua. Dia berharap tugas menjaga makamMbah Priok dilakukan orang nomor satu di Jakarta atau Gubernur Sutiyoso.
Selanjutnya Kyai tadi berkata lagi, “Amanah itu untuk Anda.”
Dikisahkan, ketika itu Fauzi Bowo hanya tersenyum mendengar perkataan tersebut. Sambil sedikit bergurau dia bertanya,
“Siapa sebenarnya yang menyuruh saya menjaga makam itu?”Tanya Fauzi.
“Amanah ini datang dari Mbah Priok,”Jawab Sang Kyai.
Dua tahun setelah pertemuan itu, atau tepatnya tahun 2007, Fauzi Bowo terpilih menjadi Gubernur DKI Jakarta.
Kisah itu dituturkan Ustadz H. Ghufron Mubin, warga Lagoa-Koja kepada saya beberapa hari usai tragedi Tanjung Priok.
“Cerita itu sudah lama saya dengar. Bahkan saksi pembicaraan itumasih hidup, “kata Ustadz Ghufron tanpa bersedia menyebutkan nama SangKyai tadi.
“Cerita itu menunjukkan bahwa Mbah Priok memang memberi amanahkepada Fauzi Bowo untuk menjaga dan melestarikan makam tersebut. Tetapimemang beberapa hari sebelum tragedi berdarah itu, ayahanda Fauzi Bowosedang sakit. Sehingga tugas pembongkaran makam dilakukan wakilnyayaitu Prijanto,” lanjutnya.
“Tragedi Tanjung Priok itu sendiri terjadi bertepatan dengan meninggalnya ayahanda Fauzi Bowo,” katanya lagi.
Sebagaimana diketahui, ayahanda Fauzi Bowo yang bernama H.Djohari Bowo tutup usia pada Rabu 14 April 2010 pukul 13.45 WIB dalamusia 87 tahun.
Lantas, adakah kaitan dengan peristiwa tragedi Tanjung Priok?
Jawaban atas pertanyaan ini dikemukakan Malik Ibrahim, warga Cilincing, Jakarta Utara.
Dia berkata bahwa ada hikmah yang dapat diambil antara terjadinyatragedi Tanjung Priok dengan wafatnya ayahanda Gubernur DKI Fauzi Bowo.
“Saya menilai musibah yang dialami Fauzi Bowo dapat diambilhikmahnya, yaitu agar dia dapat merenungkan bahwa sebagai anaknya tentudia tidak menginginkan makam ayah yang dicintainya itu akan digusurkelak di kemudian hari,” katanya.
“Siapapun orangnya tentu tidak menginginkan makam keluarga kita hilang lenyap lantaran penggusuran,” lanjutnya.
Menanggapi pesan gaib Mbah Priok tadi, Malik Ibrahim menuturkan bahwa hal itu bukan sesuatu yang aneh.
“Pesan gaib itu mengingatkan saya pada cerita mengenai upaya pencurian jasad Rasulullah SAW di zaman Perang Salib,” katanya.
“Ketika Sultan Nuruddin Zangki berkuasa di Mosul, Irak, beliaupernah bermimpi mendapat amanah dari Rasulullah SAW untuk menjagamakamnya,” lanjutnya.
Malik mengisahkan bahwa Sultan Nuruddin Zangki mendapatkan mimpiitu berulang kali. Beliau kemudian menceritakan mimpinya kepada parapembesar istana. Tetapi tidak ada jawaban yang pasti mengenai tafsirmimpi tersebut.
Namun, salah seorang pembesar istana menyarankan agar SultanNuruddin menunaikan ibadah umroh dan menetap untuk sementara waktu diMadinah. Saran tersebut disetujui Sultan Nuruddin.
Pada saat Sultan Nuruddin menunaikan umroh, beliau menyamarsebagai rakyat biasa. Hal itu dilakukan agar dirinya dapat mengamatidengan seksama masyarakat yang ada di Kota Madinah.
Setelah beberapa waktu berada di Kota Madinah, Sultan Nuruddinberhasil mengungkap upaya keji pihak musuh yang berupaya mencuri jasadRasulullah SAW melalui sebuah terowongan bawah tanah.
Sultan Nuruddin Zangki hidup di abad 12 Masehi pada saat PerangSalib sedang mencapai puncaknya. Sultan berhasil mengungkap konspirasijahat itu berdasarkan sebuah mimpi yang berisi sebuah pesan gaib dariRasulullah SAW.
“Itulah sebabnya, saya yakin pesan gaib Mbah Priok untuk FauziBowo merupakan amanah suci yang harus dilaksanakan beliau,” kata Malik.
Lebih jauh dikatakan bahwa akal pikiran manusia seringkalimenolak cerita-cerita semacam itu. Tetapi pada kenyataannya, interaksiantara orang yang sudah meninggal dengan orang yang masih hidup masihsering terjadi.
“Bagaimana jika amanah itu tidak dapat dilaksanakan?” Tanya saya.
“Secara persisnya saya tidak tahu apa yang akan terjadi. Tetapipada intinya selalu ada hikmah di balik setiap musibah. Kebetulan saja,musibah yang menimpa Fauzi Bowo bersamaan dengan musibah di TanjungPriok,” Jawabnya.
sumber :http://gus7.wordpress.com/2010/04/23/pesan-gaib-mbah-priok-untuk-gubernur-fauzi-bowo/
0 Komentar:
Posting Komentar