Sabtu, 30 Januari 2010

Pedang pusaka berusia 2000 tahun



Museum Provinsi Hubei, China, beberapa waktu lalu memamerkan pedangGoujian si penguasa Yue. “Pedang Nomer Wahid di Dunia” itu telahberusia 2.000 tahun lebih tapi masih tetap tajam dan tidak berkarat,namun yang dipertanyakan ialah bagaimana ia bisa muncul di dalam makambangsawan Chu?

Sebenarnya ia sebagai hadiah perang Negara Chu ataukah berupa bawaanmas kimpoi selir penguasa Chu Shaowang? Semuanya masih serba misterius.

Usia 2.000 Tahun Masih Tajam dan Tak Berkarat
Menurut berita Hong.net, pada suatu senja Desember 1965, makam nomor 1– Chu Gunung Jianglingwang – Provinsi Hubei sedang tegang-tegangnyadilakukan penggalian. Tatkala pekerja arkeologi dengan sangat hati-hatimembuka peti mati si jenazah, secara tak terduga di sebelah kirikerangka jenazah terlihat sebilah pedang perunggu yang masih terselipdi dalam sarung pedang kayu yang dilapisi cat tersebut.

Pada saat si petugas mencabut pedang itu dari sarungnya, diiringiseberkas sinar dingin yang agak meyilaukan mata, semua orang di tempatitu terperangah. Seorang petugas lainnya begitu kurang hati-hatijarinya luka tergores dan darah mengalir seolah tak mau berhenti.Seorang petugas lainnya lagi mencoba ketajamannya dengan 16 lapiskertas, begitu menggunakan sedikit tenaga, tumpukan kertas itu semuanyarobek terpotong.

Pedang perunggu kemilau tersebut memiliki ukuran: panjang 55,7 cm,lebar 4,6 cm, dan panjang gagangnya 8,4 cm, ujung gagangnya berbentuklempengan bulat yang pada lingkaran dalamnya terdapat 11 lajurlingkaran dengan pahatan halus, halusnya sampai-sampai ada yangmenyerupai sehelai rambut.

Sword Grid (bagian pelindung tangan antara pegangan dan pedang),sedikit menonjol keluar yang pada sisi depannya terpasangbutiran-butiran kristal biru terbingkai batu turkis, meski di dalamkegelapan memancarkan sinar adem yang misterius. Pada tubuh pedangterdapat tekstur hitam berbentuk berlian yang luar biasa indah.

Yang paling menggembirakan para pakar adalah pada bagian pelindungtangan terdapat grafir 2 baris aksara bergaya Niaozhuan. Jumlah aksaraitu ada 8 buah, pakar di lokasi situs kala itu hanya bisa mengungkap 6aksara diantaranya yakni: “Yue Wang Zhi Zuo Yong Jian = pedang bikinansendiri milik raja Yue”.

Wakil kepala bagian umum museum Provinsi Hubei, Wan Quanwen mengatakan,“Dua aksara di tengah yang menunjukkan nama orang, berdasarkan kajianberulang-ulang dari para ahli peneliti bahasa China kuno, baruterungkap itulah salah satu tokoh paling legendaris di dalam sejarahChina yakni: Goujian (sang penguasa Yue)”.

Diperkirakan Kado Pernikahan

Bagaimana pedang Goujian si penguasa Yue mendarat di dalam makam Chu,misteri ini hingga sekarang belum bisa diungkap. Perkiraan Wan Qianwen:“Negara Chu dengan Wu maupun Yue pernah berperang beberapa kali. Adakemungkinan Raja Chu kala itu menghadiahkan pedang tersebut kepadasalah seorang pejabat tinggi kepercayaannya.”

Sementara itu sudut pandang lain beranggapan bahwa dari rol bambu(red.: zaman sebelum penemuan kertas menggunakan rol bambu sebagaimedia/buku tulis) yang tergali dari makam itu menunjukkan, sang jenazahada kemungkinan bangsawan besar semasa zaman penguasa Chu Huaiwang yangbernama Shao Hua jadi kemungkinan pedang Goujian beralih ke Negara Chumelalui item hadiah pernikahan.

Sesuai catatan kitab sejarah kuno, hubungan kedua negara Chu dan Yuesemenjak masa Yun Chang (penguasa Yue) sudah mulai akrab, mereka pernahbersekutu pada suatu periode, Chu Zhaowang si penguasa Chu pernahmempersunting putri Goujian sebagai selirnya dan telah melahirkan ChuHuiwang.

Oleh karena itu pedang perunggu canggih itu ada kemungkinan dijadikansebagai salah satu item hadiah pernikahan putrinya dan dengan demikiantelah berpindah tangan ke Negara Chu, kemudian penguasa Chumenghadiahkannya kepada Shao Hua. Setelah Shao Hua wafat, pedangtersebut ikut terkubur di dalam makamnya.

Tiga Sebab Pedang Tak Berkarat


Pedang Raja Yue Goujian telah melalui lorong waktu selama 2.000 tahunlebih, tapi sama sekali tidak menunjukkan tanda-tanda berkarat. Apakahpenyebabnya ia tidak sampai berkarat? Para pakar beranggapan, hal ituterutama dimungkinkan oleh situasi dan kondisi pedang tersebuttersimpan.

Wan Qianwen menjelaskan, kandungan tembaga pedang Goujian sekitar80-83%, kandungan timah 16-17%, selain itu juga terdapat sedikit kadartimbal dan besi. Tembaga sebagai bagian utama dari pedang perunggu ituadalah semacam logam yang non-aktif, pada situasi kondisi sehari-harimemang tidak mudah berkarat.

Kedua, kondisi luar situs pedang Goujian: Makam terbenam di bawah tanahsedalam beberapa meter, satu liang diisi 2 peti mati, dinding disekeliling liang makam menggunakan semacam lumpur putih dengan kualitashalus padat, yang dinamakan dunia arkeologi sebagai plaster lumpurpasta putih, bagian bawahnya menggunakan lumpur pasta putih yang sudahdicuci dan disaring secara manual, daya rekatnya sangat baik.

Ditambah lagi bagian atas liang makam diisi dengan tanah yang padat,faktor-faktor itulah membuat makam tersebut nyaris menjadi sebuah ruangyang kedap udara, begitu banyak lapisan kedap yang pada dasarnya telahmenyekat ruang makam dengan atmosfer dari luar ruangan. Penelitianiptek moderen menyatakan: di bawah kondisi total tersekat dari oksigen,meski di dalam cairan air biasa atau air asam, besi dan baja tidak akanberkarat.

Selain itu, makam Chu no.1 di Gunung Wang terletak di atas tanggulkering dari Sungai Zhang di dekat Kota Jinzhou moderen, level air bawahtanah agak tinggi, ruang makam dalam jangka waktu lama pernah pulaterendam oleh air, sifat asam air bawah tanah tidak besar, padadasarnya cenderung netral, terbukti dengan sejumlah besarperalatan/artefak kayu dengan dilapisi cat yang indah keadaanpenyimpanannya agak baik. Sesudah terendam air bawah tanah, udara didalam ruang makam juga menyusut banyak.

Mengenai pedang Goujian apakah masih sama tajamnya seperti pada saatdigali keluar, Wan Qianwen menyatakan: “sesudah itu tidak pernah lagidilakukan test semacam itu.”

0 Komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More