Sabtu, 27 Maret 2010

Benarkah Indonesia Adalah Benua Atlantis Yang Hilang?

Musibah alam beruntun dialamiIndonesia. Mulai dari tsunami di Aceh hingga yang mutakhir semburanlumpur panas di Jawa Timur. Hal itu mengingatkan kita pada peristiwaserupa di wilayah yang dikenal sebagai Benua Atlantis. Apakah adahubungan antara Indonesia dan Atlantis?


Plato(427 – 347 SM) menyatakan bahwa puluhan ribu tahun lalu terjadiberbagai letusan gunung berapi secara serentak, menimbulkan gempa,pencairan es, dan banjir. Peristiwa itu mengakibatkan sebagianpermukaan bumi tenggelam. Bagian itulah yang disebutnya benua yanghilang atau Atlantis.

Penelitianmutakhir yang dilakukan oleh Aryso Santos, menegaskan bahwa Atlantisitu adalah wilayah yang sekarang disebut Indonesia. Setelah melakukanpenelitian selama 30 tahun, ia menghasilkan buku Atlantis, The LostContinent Finally Found, The Definitifve Localization of Plato’s LostCivilization (2005). Santos menampilkan 33 perbandingan, seperti luaswilayah, cuaca, kekayaan alam, gunung berapi, dan cara bertani, yangakhirnya menyimpulkan bahwa Atlantis itu adalah Indonesia. Sistemterasisasi sawah yang khas Indonesia, menurutnya, ialah bentuk yangdiadopsi oleh Candi Borobudur, Piramida di Mesir, dan bangunan kunoAztec di Meksiko.

Bukankebetulan ketika Indonesia pada tahun 1958, atas gagasan Prof. Dr.Mochtar Kusumaatmadja melalui UU no. 4 Perpu tahun 1960, mencetuskanDeklarasi Djoeanda. Isinya menyatakan bahwa negara Indonesia denganperairan pedalamannya merupakan kesatuan wilayah nusantara. Fakta itukemudian diakui oleh Konvensi Hukum Laut Internasional 1982. Merujukpenelitian Santos, pada masa puluhan ribu tahun yang lalu wilayahnegara Indonesia merupakan suatu benua yang menyatu. Tidakterpecah-pecah dalam puluhan ribu pulau seperti halnya sekarang.

Santosmenetapkan bahwa pada masa lalu itu Atlantis merupakan benua yangmembentang dari bagian selatan India, Sri Lanka, Sumatra, Jawa,Kalimantan, terus ke arah timur dengan Indonesia (yang sekarang)sebagai pusatnya. Di wilayah itu terdapat puluhan gunung berapi yangaktif dan dikelilingi oleh samudera yang menyatu bernama Orientale,terdiri dari Samudera Hindia dan Samudera Pasifik.
TeoriPlato menerangkan bahwa Atlantis merupakan benua yang hilang akibatletusan gunung berapi yang secara bersamaan meletus. Pada masa itusebagian besar bagian dunia masih diliput oleh lapisan-lapisan es (eraPleistocene). Dengan meletusnya berpuluh-puluh gunung berapi secarabersamaan yang sebagian besar terletak di wilayah Indonesia (dulu) itu,maka tenggelamlah sebagian benua dan diliput oleh air asal dari es yangmencair. Di antaranya letusan gunung Meru di India Selatan dan gunungSemeru di Jawa Timur. Lalu letusan gunung berapi di Sumatera yangmembentuk Danau Toba dengan pulau Somasir, yang merupakan puncak gunungyang meletus pada saat itu. Letusan yang paling dahsyat di kemudianhari adalah gunung Krakatau (Krakatoa) yang memecah bagian Sumatera danJawa dan lain-lainnya serta membentuk selat dataran Sunda.

Atlantisberasal dari bahasa Sanskrit Atala, yang berarti surga atau menarapeninjauan (watch tower), Atalaia (Potugis), Atalaya (Spanyol). Platomenegaskan bahwa wilayah Atlantis pada saat itu merupakan pusat dariperadaban dunia dalam bentuk budaya, kekayaan alam, ilmu/teknologi, danlain-lainnya. Plato menetapkan bahwa letak Atlantis itu di SamuderaAtlantik sekarang. Pada masanya, ia bersikukuh bahwa bumi ini datar dandikelilingi oleh satu samudera (ocean) secara menyeluruh. Ocean berasaldari kata Sanskrit ashayana yang berarti mengelilingi secaramenyeluruh. Pendapat itu kemudian ditentang oleh ahli-ahli di kemudianhari seperti Copernicus, Galilei-Galileo, Einstein, dan Stephen Hawking.

Santosberbeda dengan Plato mengenai lokasi Atlantis. Ilmuwan Brazil itberargumentasi, bahwa pada saat terjadinya letusan berbagai gunungberapi itu, menyebabkan lapisan es mencair dan mengalir ke samuderasehingga luasnya bertambah. Air dan lumpur berasal dari abu gunungberapi tersebut membebani samudera dan dasarnya, mengakibatkan tekananluar biasa kepada kulit bumi di dasar samudera, terutama pada pantaibenua. Tekanan ini mengakibatkan gempa. Gempa ini diperkuat lagi olehgunung-gunung yang meletus kemudian secara beruntun dan menimbulkangelombang tsunami yang dahsyat. Santos menamakannya Heinrich Events.

Dalamusaha mengemukakan pendapat mendasarkan kepada sejarah dunia, tampakPlato telah melakukan dua kekhilafan, pertama mengenai bentuk/posisibumi yang katanya datar. Kedua, mengenai letak benua Atlantis yangkatanya berada di Samudera Atlantik yang ditentang oleh Santos.Penelitian militer Amerika Serikat di wilayah Atlantik terbukti tidakberhasil menemukan bekas-bekas benua yang hilang itu. Oleh karena itutidaklah semena-mena ada peribahasa yang berkata, “Amicus Plato, sedmagis amica veritas.” Artinya,”Saya senang kepada Plato tetapi sayalebih senang kepada kebenaran.” Namun, ada beberapa keadaan masa kiniyang antara Plato dan Santos sependapat. Yakni pertama, bahwa lokasibenua yang tenggelam itu adalah Atlantis dan oleh Santos dipastikansebagai wilayah Republik Indonesia. Kedua, jumlah atau panjangnya matarantai gunung berapi di Indonesia. Di antaranya ialah Kerinci, Talang,Krakatoa, Malabar, Galunggung, Pangrango, Merapi, Merbabu, Semeru,Bromo, Agung, Rinjani. Sebagian dari gunung itu telah atau sedang aktifkembali.

Ketiga,soal semburan lumpur akibat letusan gunung berapi yang abunya tercampurair laut menjadi lumpur. Endapan lumpur di laut ini kemudian meresap kedalam tanah di daratan. Lumpur panas ini tercampur dengan gas-gas alamyang merupakan impossible barrier of mud (hambatan lumpur yang tidakbisa dilalui), atau in navigable (tidak dapat dilalui), tidak bisaditembus atau dimasuki. Dalam kasus di Sidoarjo, pernah dilakukanremote sensing, penginderaan jauh, yang menunjukkan adanya sistimkanalisasi di wilayah tersebut. Ada kemungkinan kanalisasi itu bekaspenyaluran semburan lumpur panas dari masa yang lampau.
BahwaIndonesia adalah wilayah yang dianggap sebagai ahli waris Atlantis,tentu harus membuat kita bersyukur. Membuat kita tidak rendah diri didalam pergaula internasional, sebab Atlantis pada masanya ialah pusatperadaban dunia. Namun sebagai wilayah yang rawan bencana, sebagaimanatelah dialami oleh Atlantis itu, sudah saatnya kita belajar darisejarah dan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan mutakhir untukdapat mengatasinya.

source: http://yuhendrablog.wordpress.com/2008/09/04/benarkah-indonesia-adalah-benua-atlantis-yang-hilang/

0 Komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More