Kitasering mendengar mengenai legenda bajak laut dan harta karunnya yangtersembunyi. Tapi mungkin banyak yang belum pernah mendengar bahwa adaharta bajak laut yang dihubungkan dengan perkumpulan freemason. Ini adalah kisah bajak laut bermata satu, Olivier Levasseur.
Olivier Levasseur lahir di Calais, Perancis, sekitar tahun 1688 - 1690. Nama aliasnya adalah Le Buse atau La Bouche(elang). Julukan ini diperolehnya karena kecepatannya dalam menyerangmusuh. Kita mungkin mengira bahwa bajak laut adalah mereka yang berasaldari kaum berandalan, namun tidak demikian dengan Levasseur. Ia lahirdari kalangan borjuis dan berada. Ia bahkan pernah mendapatkanpendidikan yang baik hingga akhirnya menjadi anggota pasukan angkatanlaut Perancis.
Petualangannya dimulai ketika terjadi perang Spanish Successiontahun 1701-1714. Levasseur ditugaskan untuk bertempur di dalam perangini. Ketika perang berakhir, ia dipanggil pulang oleh pemerintahPerancis. Namun ia menolak dan malah bergabung dengan bajak laut Benjamin Hornigoldtahun 1716. Akibat perang yang dijalaninya, Olivier membawa sebuahbekas luka di dekat matanya yang membuat pandangannya menjadi lebihterbatas.
Setelah satu tahun melakukan berbagaipembajakan, perkumpulan Hornigold terpecah. Olivier berpisah danmencoba peruntungannya di pantai barat Afrika. Pada tahun 1719, iabekerja sama dengan bajak laut Howell Davis dan Thomas Cocklyn.Pada tahun 1720, mereka menyerangpelabuhan Ouidah di pantai benin dan berhasil menghancurkanbenteng-benteng disana. Pada tahun yang sama ia mengalami karam kapaldi laut merah dan terdampar di pulau Anjouan, salah satu pulau diComoro. Saat itu, satu matanya sudah benar-benar menjadi buta dan iamemutuskan untuk memakai penutup mata.
Pada tahun 1721, ia membangun markasnya di pulau Saint Mary, di dekat pantai Madagaskar. Bersama John Taylor dan Edward England, mereka berhasil melakukan beberapa pembajakan yang berhasil. Hasil pertama mereka adalah saat mereka berhasil membajak kapal Laccadives dan berhasil mendapatkan harta senilai 75.000 pound (sekitar 10,35 juta pound saat ini).
Kemudian, kesuksesan mereka yang terbesar datang ketika mereka berhasil menaklukkan kapal portugis Nossa Senhora do Cabo (The Virgin of the Cape)yang penuh dengan harta milik uskup Goa yang juga ada di atas kapal.Harta yang didapat antara lain batangan emas dan perak, lusinan kotakpenuh dengan koin golden guineas, berlian, mutiara, batu rubi, sutradan objek-objek religius dari katedral Saint Catarina di Goa, termasuk Flaming Cross of Goa yang terbuat dari emas murni. Total harta ini diperkirakan bernilai 100 juta poundsterling pada tahun 1968.
Namun petualangan Levasseur berakhirketika ia ditangkap dan digantung pada tanggal 7 Juli 1730 di pulauBourbon. Dan dari sinilah legenda mengenai harta yang hilang mulaiberkembang.
Legenda mengatakan bahwa ketika ia berdiri di tianggantungan dengan sepotong kain hitam menutupi matanya, ia mengenakansebuah kalung yang berisi 17 baris pesan rahasia. Ia melemparkannya ketengah kerumunan massa yang menyaksikannya dan berteriak,"Temukan hartaku bagi kalian yang bisa mengartikannya!"
Selama iniukiran tersebut tersembunyi dari pandangan akibat air pasang. Namunkarena kondisi air yang surut tahun itu, ukiran itu mulai terlihat danmenunjukkan bentuk anjing, ular, kura-kura, kuda, lalat, dua gambarhati yang bersatu, sebuah lubang kunci, mata, kotak, tubuh seorangwanita dan kepala seorang pria.
Dokumen kedua adalah wasiat terakhir dari bajak laut Bernardin Nageon de L'Estang alias Le Butin (penyair) yang meninggal 70 tahun setelah Levasseur yang dengan suatu cara berhasil memiliki harta Levasseur. Dalam wasiat ini tetulis 3 baris Kriptogram dan dua surat.
Salah satu surat tersebut ditujukan untuk keponakannya :
"Akukehilangan banyak dokumen selama karam kapal. Aku telah berhasilmengumpulkan kembali sejumlah harta yang disembunyikan; Namun masih adaempat lagi yang tertinggal. Kamu bisa menemukannya dengan kunci dankombinasi dan dengan dokumen lainnya."
Lalu, surat lain yang ditujukan untuk kakak laki-lakinya berbunyi :
"Kapten kami terluka. Ia berusaha memastikan bahwa aku adalah benar seorang freemason.Setelah yakin, ia mempercayakan kepadaku dokumen-dokumen dan rahasianyakepadaku. Berjanjilah bahwa anak tertuamu akan mencari harta tersebutdan memenuhi mimpiku membangun kembali rumah kita. Komandan akanmenyerahkan dokumen-dokumen tersebut. Jumlahnya ada tiga."
Surat ini pertama kalinya menunjukkan adanya kemungkinan keterkaitan antara perkumpulan freemason dengan harta Levasseur.
Notaris itu kemudian menghubungi Mrs.Savoy dan bersama-sama mereka melakukan penggalian di batu yangditemukan Mrs.Savoy. Dibawah batu yang memiliki ukiran mata, merekamenemukan dua peti mati yang berisi dua kerangka beserta satu kerangkatanpa peti mati. Tiga kerangka tersebut dipercaya sebagai bajak lautkarena cincin emas yang ada pada telinga kiri masing-masing. Tapi tidakada harta yang ditemukan.
Pada tahun 1947, seorang Inggris bernama Reginald Cruise Wilkins,tetangga Mrs.Savoy mulai mempelajari dokumen-dokumen tersebut. Ia mulaidari tiga kriptogram dan dua surat yang ditemukan dan menemukan bahwaalphabet misterius tersebut memiiki hubungan dengan simbol masonik.
Dalam usahanya yang panjangdan melelahkan, Wilkins berhasil memecahkan sebagian isi kriptogramtersebut. Ia menemukan petunjuk bahwa harta tersebut berada di sebuahruang rahasia di dalam tanah. Ruangan itu dilindungi oleh air pasangyang membutuhkan bendungan untuk menahannya dan harus didekati darisebelah utara. Akses ke dalamnya harus dilakukan lewat tangga batu danterowongan yang menuju ke bawah pantai.
Wilikins melakukanbeberapa penggalian di pulau Mahe. Di dalam sebuah gua, ia menemukanbeberapa pistol kuno, beberapa koin dan peti mati bajak laut. Namun Iatidak menemukan harta karun. Setiap penggalian yang dilakukannya, selalu merujuk kepada petunjuk berikutnya. Mengenai hubungan harta tersebut dengan freemasonry juga masih menjadi misteri yang belum terpecahkan.
Setelah mencari selama 27 tahun, Wilkinsmulai kehabisan dana. Para investor yang tidak sabar mulai menolakmensponsorinya. Lagipula kesehatannya semakin menurun. Namun Wilkinspercaya bahwa ia sudah sangat mendekati lokasi harta tersebut. Sayang,pada tanggal 3 Mei 1977 Wilkins meninggal dunia tanpa berhasilmemecahkan potongan terakhir kode rahasia tersebut. Saat ini anaknya,John, yang berprofesi sebagai guru sejarah, meneruskan usahanya untukmenemukan harta tersebut.
"Temukan hartaku, bagi kalian yang bisa mengartikannya!" Dan suara tawa Levasseur terdengar menggema dari dalam kuburannya.
Notes :
KuburanOlivier Levasseur saat ini berada di pulau Reunion, wilayah Perancisyang terletak di laut Hindia, sebelah selatan Madagaskar.
0 Komentar:
Posting Komentar