Kamis, 10 Juni 2010
Dunia Kecam Tindakan Israel
Posted by Ryan on 13.13
Operasi Israel yang menelan korban jiwa terhadap kapal-kapal yang membawa bantuan kemanusiaan di Gaza mendapat kecaman dari berbagai negara di dunia, aksi penyerangan ini menurut mereka sudah tidak dapat ditolerir lagi.
“Dengan mentargetkan para warga sipil, Israel kembali menunjukkan negara itu tidak mempedulikan nyawa manusia dan prakarsa perdamaian. Kami mengutuk keras perbuatan-perbuatan Israel yang tidak manusiawi,” kata kementerian luar negeri Turki dalam sebuah pernyataan tertulis seperti dilaporkan AFP.
“Insiden yang sangat disesalkan ini, yang terjadi di laut terbuka dan melanggar hukum internasional, mungkin akan memiliki konsekuensi-konsekuensi yang tidak dapat diperbaiki dalam hubungan bilateral kita.” katanya.
Ankara meminta penjelasan insiden itu dari dubes Israel Gabby Levy, yang dipanggil ke kementerian luar negeri, kata pernyataan itu.
“Apapun alasannya, tindakan terhadap warga-warga sipil yang terlibat dalam kegiatan damai tidak bisa diterima.
“Israel akan memikul konsekuensi-konsekuensi atas tindakannya ini, yang melanggar hukum internasional,” kata pernyataan itu.
Kementerian itu mengatakan paling tidak dua orang tewas dan lebih dari 30 lainnya cedera ketika pasukan Israel menyerbu armada kapal yang termasuk kapal Turki mengangkut para aktivis dan bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza, kata informasi sebelumnya.
Negara-negara Arab menyebut serbuan Israel terhadap kapal bantuan tujuan Gaza sebagai “kejahatan” dan “terorisme negara”. Dunia Arab juga menyerukan agar PBB menuntut pertanggungjawaban negara Yahudi itu atas serbuan terhadap konvoi kapal misi flottilla to Gaza.
“Kami mengutuk kejahatan ini yang dilakukan terhadap misi kemanusiaan dan orang-orangnya. Mereka ingin menolong sesama manusia, mereka bukan misi militer. Semua pihak pantas mengutuk hal ini,” kata ketua Liga Arab Amr Mussa kepada AFP.
Mussa mengatakan, aksi Israel itu mengakibatkan “segala-galanya” menjadi “di awang-awang”, termasuk pembicaraan yang baru saja dimulai sejak 9 Mei antara Israel dan Palestina.
“Ini merupakan pesan lainnya, yang sangat kuat, bahwa Israel tidak menginginkan perdamaian, Israel belum siap menuju perdamaian,” kata Mussa di sela KTT Forum Ekonomi Dunia di Doha.
“Mengakhiri pengepungan (Gaza) harus menjadi bagian dari usaha membangun rasa saling percaya dan menjadi bagian dari persiapan menuju babak perundingan yang berhasil,” kata Mussa.
Lebih lanjut dia mengemukakan bahwa dewan Liga Arab pada hari Selasa akan melakukan pertemuan untuk membicarakan aksi Israel tersebut.
“Kami semua sangat marah. Besok (saat pertemuan Liga Arab), akan ada sikap kolektif.”
Presiden Mesir Hosni Mubarak menyebut penyerbuan itu sebagai penggunaan “kekuatan secara berlebihan dan tak dapat dibenarkan” dan Dubes Israel dipanggil menteri luar negeri Mesir mengenai masalah tersebut.
Jordania, yang juga punya pernjanjian perdamaian dengan Israel, mengirim nota protes terhadap perwakilan Israel. Menteri Penerangan Jordania, Nabil Sharif, menyebut aksi itu “kejahatan yang sangat keji.”
Sementara itu, seperti diberitakan kantor berita SANA, di Damaskus, Presiden Siria Bashar al-Assad dan Perdana Menteri Lebanon, Saad Hariri menyebut aksi itu “kejahatan yang sangat keji” menyebut tindakan Israel “menciptakan ancaman perang di Timur Tengah yang akibatnya tidak hanya di wilayah ini.”
Dewan Kerjasama Teluk (GCC) dalam pernyataannya menyebut bahwa aksi itu adalah “terorisme negara” dan Sekjen GCC Abdul Rahman al-Attiya meminta dunia internasional untuk “memburu orang-orang Israel yang ada di balik kejahatan ini, sehingga mereka bisa diseret ke Mahkamah Kejahatan Internasional.”
Emir Qatar, Sheikh Hamad bin Khalifa al-Thani mengutuk tindakan Israel dan menyebutnya sebagai “aksi pembajakan”.
Kuwait, yang 16 warganya ada di atas kapal tersebut, meminta anggota tetap DK PBB menekan Israel demi memastikan bahwa warganya selamat.
Uni Emirat Arab menyebut aksi Israel “agresi kaum barbar” sedangkan perdana Menteri Bahrain Sheikh Khalifa bin Salman al-Khalifa menyatakan serbuan Israel “aksi keji kaum barbar”.
Sementara itu di Paris, Perancis Sekitar 1.200 orang demonstrasi di Paris, Senin, untuk memprotes serangan Israel atas konvoi kapal bantuan menuju Gaza. Para demonstran juga mengemukakan akan menggelar aksi serupa pada akhir pekan ini.
AFP melaporkan, demonstran berkumpul di dekat kedutaan besar Israel dengan melambaikan bendera Palestina dan meneriakkan slogan seperti “Palestina akan bertahan, Palestina akan menaklukkan”, sementara beberapa pengunjuk rasa menyuarakan dukungan pada gerakan Hamas yang berkuasa di Jalur Gaza.
Perkelahian meletus ketika demonstran tandingan yang melambaikan bendera Israelmendekat, yang mendorong polisi untuk menembakkan gas air mata, tapi ketenangan segera dipulihkan.
Sekitar 100 pemrotes melempar batu ke para pejabat polisi dan berusaha untuk mematahkan barikade polisi yang mengelilingi kedubes Israel.
Demonstran membengkak menjadi sekitar 1.200 orang, menurut polisi, setelah dimulainya demonstrasi Senin menjelang malam dekat kedutaan itu tak jauh dari Champs Elysees di Paris tengah.
Protes itu diorganisir oleh perhimpunan aktivis pro-Palestina dan diikuti oleh berbagai organisasi politik sayap kiri. Beberapa kelompok menyerukan demonstrasi harian pekan ini ditambah demonstrasi lainnya yang lebih besar pada Sabtu yang akan datang.
Salah satu kelompok yang mengorganisir demonstrasi di Paris, CAPJPO, mengatakan serangan itu sebagai “tindakan kejam”.
Demonstrasi lainnya berlangsung di tempat lainnya di Prancis, termasuk sekitar 1.300 demonstran yang berkumpul di Lille di utara dan unjuk rasa yang sama di Strassbourg di timur. Pada duta besar dari 27 negara Uni Eropa mengutuk kekerasan Israel terhadap konvoi kapal yang membawa bantuan ke Gaza.
“Uni Eropa mengutuk penggunaan kekerasan yang menimbulkan korban dalam jumlah besar dari para anggota flottilla, Uni Eropa menuntut penyelidikan segera, menyeluruh, dan imparsial terhadap peristiwa tersebut serta situasi yang melingkupi hal itu,” kata para duta besar dalam pernyataan seperti dikutip AFP, Selasa dinihari.
Tuntutan penyelidikan imparsial itu menjadi tanda mengerasnya posisi Uni Eropa terhadapIsrael, setelah Ketua Urusan Luar Negeri Uni Eropa, Catherine Ashton, meminta “penyelidikan oleh Israel terhadap situasi tersebut.”
Para duta besar mengemukakan bahwa “Uni Eropa meminta pihak-pihak yang punya peran relevan untuk mencegah meningkatnya ketegangan dan menekankan perlunya melanjutkan pembicaraan demi merundingkan perdamaian.”
Uni Eropa menilai situasi di Gaza masih menjadi keprihatinan besar. ” Uni Eropa tidak setuju dengan kebijakan pemblokiran, ini tidak bisa diterima dan secara politik juga kontra-produktif, kita perlu segera mencapai jalan keluar yang tuntas atas keadaan di Gaza.” Para duta besar juga minta Israel membuka informasi dan memperbolehkan para diplomat untuk menemui warga mereka.Operasi Israel yang menelan korban jiwa terhadap kapal-kapal yang membawa bantuan kemanusiaan di Gaza mendapat kecaman dari berbagai negara di dunia, aksi penyerangan ini menurut mereka sudah tidak dapat ditolerir lagi.
“Dengan mentargetkan para warga sipil, Israel kembali menunjukkan negara itu tidak mempedulikan nyawa manusia dan prakarsa perdamaian. Kami mengutuk keras perbuatan-perbuatan Israel yang tidak manusiawi,” kata kementerian luar negeri Turki dalam sebuah pernyataan tertulis seperti dilaporkan AFP.
“Insiden yang sangat disesalkan ini, yang terjadi di laut terbuka dan melanggar hukum internasional, mungkin akan memiliki konsekuensi-konsekuensi yang tidak dapat diperbaiki dalam hubungan bilateral kita.” katanya.
Ankara meminta penjelasan insiden itu dari dubes Israel Gabby Levy, yang dipanggil ke kementerian luar negeri, kata pernyataan itu.
“Apapun alasannya, tindakan terhadap warga-warga sipil yang terlibat dalam kegiatan damai tidak bisa diterima.
“Israel akan memikul konsekuensi-konsekuensi atas tindakannya ini, yang melanggar hukum internasional,” kata pernyataan itu.
Kementerian itu mengatakan paling tidak dua orang tewas dan lebih dari 30 lainnya cedera ketika pasukan Israel menyerbu armada kapal yang termasuk kapal Turki mengangkut para aktivis dan bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza, kata informasi sebelumnya.
Negara-negara Arab menyebut serbuan Israel terhadap kapal bantuan tujuan Gaza sebagai “kejahatan” dan “terorisme negara”. Dunia Arab juga menyerukan agar PBB menuntut pertanggungjawaban negara Yahudi itu atas serbuan terhadap konvoi kapal misi flottilla to Gaza.
“Kami mengutuk kejahatan ini yang dilakukan terhadap misi kemanusiaan dan orang-orangnya. Mereka ingin menolong sesama manusia, mereka bukan misi militer. Semua pihak pantas mengutuk hal ini,” kata ketua Liga Arab Amr Mussa kepada AFP.
Mussa mengatakan, aksi Israel itu mengakibatkan “segala-galanya” menjadi “di awang-awang”, termasuk pembicaraan yang baru saja dimulai sejak 9 Mei antara Israel dan Palestina.
“Ini merupakan pesan lainnya, yang sangat kuat, bahwa Israel tidak menginginkan perdamaian, Israel belum siap menuju perdamaian,” kata Mussa di sela KTT Forum Ekonomi Dunia di Doha.
“Mengakhiri pengepungan (Gaza) harus menjadi bagian dari usaha membangun rasa saling percaya dan menjadi bagian dari persiapan menuju babak perundingan yang berhasil,” kata Mussa.
Lebih lanjut dia mengemukakan bahwa dewan Liga Arab pada hari Selasa akan melakukan pertemuan untuk membicarakan aksi Israel tersebut.
“Kami semua sangat marah. Besok (saat pertemuan Liga Arab), akan ada sikap kolektif.”
Presiden Mesir Hosni Mubarak menyebut penyerbuan itu sebagai penggunaan “kekuatan secara berlebihan dan tak dapat dibenarkan” dan Dubes Israel dipanggil menteri luar negeri Mesir mengenai masalah tersebut.
Jordania, yang juga punya pernjanjian perdamaian dengan Israel, mengirim nota protes terhadap perwakilan Israel. Menteri Penerangan Jordania, Nabil Sharif, menyebut aksi itu “kejahatan yang sangat keji.”
Sementara itu, seperti diberitakan kantor berita SANA, di Damaskus, Presiden Siria Bashar al-Assad dan Perdana Menteri Lebanon, Saad Hariri menyebut aksi itu “kejahatan yang sangat keji” menyebut tindakan Israel “menciptakan ancaman perang di Timur Tengah yang akibatnya tidak hanya di wilayah ini.”
Dewan Kerjasama Teluk (GCC) dalam pernyataannya menyebut bahwa aksi itu adalah “terorisme negara” dan Sekjen GCC Abdul Rahman al-Attiya meminta dunia internasional untuk “memburu orang-orang Israel yang ada di balik kejahatan ini, sehingga mereka bisa diseret ke Mahkamah Kejahatan Internasional.”
Emir Qatar, Sheikh Hamad bin Khalifa al-Thani mengutuk tindakan Israel dan menyebutnya sebagai “aksi pembajakan”.
Kuwait, yang 16 warganya ada di atas kapal tersebut, meminta anggota tetap DK PBB menekan Israel demi memastikan bahwa warganya selamat.
Uni Emirat Arab menyebut aksi Israel “agresi kaum barbar” sedangkan perdana Menteri Bahrain Sheikh Khalifa bin Salman al-Khalifa menyatakan serbuan Israel “aksi keji kaum barbar”.
Sementara itu di Paris, Perancis Sekitar 1.200 orang demonstrasi di Paris, Senin, untuk memprotes serangan Israel atas konvoi kapal bantuan menuju Gaza. Para demonstran juga mengemukakan akan menggelar aksi serupa pada akhir pekan ini.
AFP melaporkan, demonstran berkumpul di dekat kedutaan besar Israel dengan melambaikan bendera Palestina dan meneriakkan slogan seperti “Palestina akan bertahan, Palestina akan menaklukkan”, sementara beberapa pengunjuk rasa menyuarakan dukungan pada gerakan Hamas yang berkuasa di Jalur Gaza.
Perkelahian meletus ketika demonstran tandingan yang melambaikan bendera Israelmendekat, yang mendorong polisi untuk menembakkan gas air mata, tapi ketenangan segera dipulihkan.
Sekitar 100 pemrotes melempar batu ke para pejabat polisi dan berusaha untuk mematahkan barikade polisi yang mengelilingi kedubes Israel.
Demonstran membengkak menjadi sekitar 1.200 orang, menurut polisi, setelah dimulainya demonstrasi Senin menjelang malam dekat kedutaan itu tak jauh dari Champs Elysees di Paris tengah.
Protes itu diorganisir oleh perhimpunan aktivis pro-Palestina dan diikuti oleh berbagai organisasi politik sayap kiri. Beberapa kelompok menyerukan demonstrasi harian pekan ini ditambah demonstrasi lainnya yang lebih besar pada Sabtu yang akan datang.
Salah satu kelompok yang mengorganisir demonstrasi di Paris, CAPJPO, mengatakan serangan itu sebagai “tindakan kejam”.
Demonstrasi lainnya berlangsung di tempat lainnya di Prancis, termasuk sekitar 1.300 demonstran yang berkumpul di Lille di utara dan unjuk rasa yang sama di Strassbourg di timur. Pada duta besar dari 27 negara Uni Eropa mengutuk kekerasan Israel terhadap konvoi kapal yang membawa bantuan ke Gaza.
“Uni Eropa mengutuk penggunaan kekerasan yang menimbulkan korban dalam jumlah besar dari para anggota flottilla, Uni Eropa menuntut penyelidikan segera, menyeluruh, dan imparsial terhadap peristiwa tersebut serta situasi yang melingkupi hal itu,” kata para duta besar dalam pernyataan seperti dikutip AFP, Selasa dinihari.
Tuntutan penyelidikan imparsial itu menjadi tanda mengerasnya posisi Uni Eropa terhadapIsrael, setelah Ketua Urusan Luar Negeri Uni Eropa, Catherine Ashton, meminta “penyelidikan oleh Israel terhadap situasi tersebut.”
Para duta besar mengemukakan bahwa “Uni Eropa meminta pihak-pihak yang punya peran relevan untuk mencegah meningkatnya ketegangan dan menekankan perlunya melanjutkan pembicaraan demi merundingkan perdamaian.”
Uni Eropa menilai situasi di Gaza masih menjadi keprihatinan besar. ” Uni Eropa tidak setuju dengan kebijakan pemblokiran, ini tidak bisa diterima dan secara politik juga kontra-produktif, kita perlu segera mencapai jalan keluar yang tuntas atas keadaan di Gaza.” Para duta besar juga minta Israel membuka informasi dan memperbolehkan para diplomat untuk menemui warga mereka.
gugling.com/dunia-kecam-tindakan-israel.html
0 Komentar:
Posting Komentar